Minggu, 31 Januari 2021
RELAWAN SUNGAI BRANTAS TEMUKAN PULUHAN TIMBULAN SAMPAH DI KALI MARMOYO
MIKROPLASTIK DAN LOGAM BERAT KALI SAMIN RACUNI BENGAWAN SOLO
Bengawan Solo saat ini tercemar mikroplastik dan Logam berat, penelitian Januari 2021 oleh Mahasiswa Semester V Biologi Universitas 11 Maret 2021, Muhammad Yusron dan Muhammad Asroul Jaza menemukan bahwa kelimpahan Mikroplastik di Bengawan Solo segmen Hulu di Sungai Samin, Sungai Tempuran Jebres, Sungai Perbatasan Sukoharjo, dan dua titik pada outlet Waduk Wonogiri, ditemukan kelimpahan mikroplastik 51 partikel per 100 liternya. Temuan lain menunjukkan bahwa Bengawan Solo di Sungai Samin tercemar logam berat Khrom, Kadmium dan Timbal, serta senyawa kimia berbahaya khlorin dan nitrit. Kondisi ini sangat mengancam perikanan bengawan solo khususnya di Jawa Timur yang banyak menggunakan air bengawan Solo untuk perikanan budidaya tambak. Ancaman berikutnya adalah Kesehatan manusia, Karena Sifat Mikroplastik mempunyai ikatan terbuka (hidrofob) sehingga akan mudah mengikat logam berat. Mikroplastik yang ada di bengawan Solo akan berfungsi sebagai media yang mengangkut logam berat kedalam system metabolisme biota air yang akhirnya dikonsumsi oleh manusia. Tidak adanya pengendalian pencemaran di Bengawan Solo akan membawa ancamana serius bagi lingkungan dan kelangsungan hidup Manusia di Sepanjang Bengawan Solo.
Bengawan Solo Tercemar Mikroplastik Jenis Fiber
Penelitian Mikroplastik menemukan bahwa Kelimpahan
mikroplastik tertinggi terdapat pada Sungai Perbatasan Sukoharjo mencapai 17
partikel/100 liter. Jenis mikroplastik dominan fiber (di Kali Samin dan Kali
Tempuran Jebres). Tingginya jenis fiber di ketiga lokasi ini berasal dari
limbah garmen (tekstil) dan rumah tangga khususnya serat pakaian sintesis
limbah laundry. Dan pembuangan sampah plastik di Sepanjang
DAS bengawan Solo. Terjadi Peningkatan kelimpahan di wilayah
perkotaan dibandingkan dengan wilayah Waduk Wonogiri.
“sampling dilakukan dengan Mesh Ukuran
T165
yang biasa digunakan untuk menjaring plankton, sample yang terjaring di destruksi
dengan campuran larutan H2SO4 dan H2O2
dengan konsentrasi masing-masing 30% (perbandingan 3:1), separasi melalui sentrifugasi
pada kecepatan 3000 rpm selama 15 menit. Selanjutnya partikel yang tersaring
diamati dengan mikroskop stereo yang dihubungkan dengan kamera DX230 dan skala
1:40” Ungkap Muhammad Asroul Jaza.
Mikroplastik adalah partikel
plastik yang berukuran kurang dari 5 mm
mengandung polimer seperti polietilen (PE), polipropilen (PP),
polistirin (PS), polivinil klorida (PVC) atau zat aditif/tambahan seperti
Pembuat lentur (Phtalat/Plastiziser) dan Penguat (Bhispenil A/BPA).
” Mikroplastik dapat terakumulasi dalam jumlah tinggi pada ekosistem perairan, khususnya sedimen, biota, dan perairan itu sendiri. Padahal, mikroplastik mengandung senyawa kimia berbahaya yang ditambahkan selama proses pembuatannya, bahkan mampu menyerap kontaminan atau toksin serta menjadi habitat bakteri patogen di sekeliling lingkungannya. Beberapa penelitian juga menyebutkan adanya peningkatan toksisitas logam berat setelah diserap oleh mikroplastik sehingga menjadi lebih berbahaya” Ungkap Muhammad Yusron.
Dari Tabel diatas memperlihatkan Kandungan Logam Berat di Kali Samin jauh diaras Baku Mutu Kelas III, Paremeter logam berat yang melebihi baku mutu adalah Kadmiun, Tembaga dan Khrom, selain itu parameter Nitrit dan Khlorin jauh diatas baku mutu. Kondisi ini menyebabkan tingginya tingkat pencemaran di Kali Samin yang berdampak kondisi Sungai yang toksik bagi kehidupan Biota, Karena keberadaan polutan Logam berat dan senyawa kimia Nitrit dan khlorin akan menyebabkan turunya Kadar Oksigen dalam air..
"Kami mendorong upaya
pengendalian pencemaran yang bersumber dari limbah cair industry dengan
melakukan penegakan hukum, Pencemaran Industri tekstil sudah menjadi rahasia
umum di Solo namun tidak ada upaya serius pemerintah untuk pengendalian dan pengawasan," Ungkap Muhammad Yusron. Lebih lanjut Mahasiswa asal Cilacap ini mendorong Pemerintah untuk memberikan
insentif kepada industry kecil untuk membangun Instalasi pengolah air limbah. "Perlunya penyediaan
sarana pengelolaan sampah agar masyarakat tidak menjadikan bengawan solo
sebagai tempat sampah, Pemerintah Pusat KLHK dan PUPRE serta pemprov Jateng
harus menyediakan TPS disetiap desa yang dilalui bengawan Solo," Pinta Muhammad Asroul Jaza.
"
Sabtu, 09 Januari 2021
Bahan Anti Noda Dalam Plastik Mudah Menumpuk di ASI
81 anak yang menerima ASI ekslusif dan mengukur kadar PFAS-nya. Hasilnya ditemukan bahwa anak-anak tersebut mengalami peningkatan 20-30 persen PFAS setiap bulan sepanjang pemberian ASI.
Dalam tulisan berikut akan dijelaskan 4 bahan tambahan
dalam plastik yang berbahaya.
Kimia-kimia terfluorinasi Perfluorinated Alkylated Substances (PFAS)
banyak digunakan dalam pakaian-pakaian tahan air dan anti-noda, dalam
pembungkus yang kontak langsung dengan makanan, pelumas, pembersih karpet, cat,
alat masak, dan sebagai dispersan dalam busa pemadam kebakaran (firefighting foams), dan penggunaan
untuk aplikasi industri dan konsumen. Pencemaran PFAS di sistem perairan dan badan-badan
air berasal dari limbah yang mengandung PFAS di Tempat-tempat Pembuangan Akhir
Sampah (TPA). Lebih jauh lagi, PFAS juga dilepaskan dari kemasan makanan dan
peralatan masak ke dalam makanan kita.
PFAS merupakan kimia pengganggu metabolisme tubuh yang berdampak pada sistem kekebalan tubuh, fungsi hati, dan tiroid. PFAS juga mengubah masa pubertas, meningkatkan risiko kanker payudara, dan diasosiasikan dengan kanker-kanker ginjal, testikel, prostat, kanker ovarium, dan limfoma non-Hodgkin. (LNH) merupakan kanker yang berkembang dalam sistem limfatik. Dalam sistem limfatik sendiri terdapat cairan bening atau ciran limfe. Cairan ini mengandung limfosit (salah satu jenis sel darah putih) yang berperan melindungi tubuh untuk melawan infeksi
UV stabilizers adalah aditif yang digunakan untuk melindungi
bahan bangunan dari plastik, suku cadang kendaraan, lilin (waxes), dan cat dari pelapukan akibat radiasi ultraviolet, sifatnya
yang tidak mudah terurai (persisten), bio-akumulatif, dan sifat dasarnya toksik.UV
stabilizers dapat terlepas dari kemasan-kemasan
pembungkus ke dalam makanan. Senyawa kimia ini juga ditemukan dalam debu di
rumah-rumah. Dampak kesehatan Beberapa penelitian menunjukkan bahwa UV stabilizers mengganggu fungsi endokrin,
menghambat proses pertumbuhan yang normal dan memperkenalkan efek estrogenik.
Gangguanendokrin adalah penyakit yang terkait dengan kelenjar endokrin pada tubuh.
Sistem endokrin adalah jaringan kelenjar yang menghasilkan hormon yang
merupakan sinyal kimia yang dikeluarkan melalui aliran darah. Gangguan endokrin yang paling umum adalah diabetes mellitus yang terjadi ketika
pankreas tidak menghasilkan insulin yang cukup atau tubuh tidak dapat
menggunakan insulin yang tersedia dengan optimal
Dioksin, yang dianggap zat paling beracun di dunia, adalah
produk samping dari proses industri dan pembakaran yang terjadi saat manufaktur
produk-produk plastik yang menggunakan BFRs dan saat plastik yang mengandung
BFRs dibakar atau dipanaskan dalam proses daur yang mencetak produk baru. Tidak
ada tingkat pajanan dioksin yang aman. Dioksin larut dalam lemak, mengikat
tanah, dan dapat terakumulasi di jaringan lemak hewan dan manusia.
Kontaminasi dioksin dalam rantai makanan lokal telah didokumentasikan di perkampungan-perkampungan dimana limbah elektronik dibuang dan dibakar, tempat pembuangan sampah dimana sampah plastik menumpuk, dan tempat sampah plastik dibakar untuk bahan bakar. Pajanan dioksin mempengaruhi perkembangan orak, mengganggu tiroid dan sistem imun tubuh dan diasosiasikan dengan peningkatan risiko beberapa jenis kanker, dan kerusakan system imunitas. menurunkan kemampuan tubuh melawan virus atau bakteri, sehingga dapat menyebabkan kerentanan tubuh untuk menghadapi infeksi.
Penghambat nyala terbrominasi (Brominated flame retardants) atau BFRs merupakan kelas kimiawi yang
digunakan untuk mengurangi sifat mudah terbakar dalam produk-produk plastik dan
mencegah penyebaran api. BFRs digunakan dalam busa (foams), polistiren, dan resin epoksi yang dipakai dalam kerangka
atau pembungkus produk-produk elektronik dan pembungkus kabel (misalnya penutup
plastik untuk komputer, TV, dan produk-produk peralatan rumah tangga), pada
tekstil, busa (foams) furnitur,
karpet, bahan bangunan, dan banyak ditemukan pada mainan anak-anak berbahan
plastik.
BFRs terlepas dari produk dan dapat ditemukan dalam
debu-debu di dalam rumah. Anak-anak kecil menelan BFRs dari perilaku
tangan-ke-mulut, dan dari perilaku menjilat
mainan yang terbuat dari
plastik daur ulang yang mengandung BFRs. Pemrosesan limbah plastik merupakan sumber
paparan BFRs yang signifikan pada manusia
BFRs mengganggu perkembangan reproduksi laki-laki dan
perempuan, mengubah perkembangan tiroid Kelenjartiroid adalah kelenjar yang terletak di leher dan berfungsi untuk menghasilkan
hormon tiroid yang mengatur metabolisme tubuh. dan mengganggu perkembangan syaraf. Paparan
terhadap BFRs diasosiasikan dengan
kinerja IQ terkait psikomotor dan atensi pada anak-anak
Selasa, 05 Januari 2021
7 BAHAN DALAM PLASTIK PENYEBAB SPERMA ENCER DAN MENOPAUSE
Berikut adalah 7 Bahan berbahaya penyebab gangguan hormon yang ada dalam plastik dan dampak kesehatannya :
BISPHENOLS Penyebab
Disfungsi Seksual dan Penurun Kesuburan
Bisphenol A (BPA), adalah kimia ‘kerangka’
penguat plastik polikarbonat dan resin epoksi digunakan dalam
kontainer-kontainer makanan dan
minuman pakai ulang, botol-botol isi ulang, pinggiran kemasan makanan kaleng, peralatan
medis dan olah raga, lensa kacamata, kertas resi pembayaran, dan pipa air plastik. BPA juga dilepaskan di landfill
mencemari air tanah, masuk ke dalam air limbah, dan air bersih, dan di berbagai
belahan dunia di pasir pantai yang berasal plastik pencemar pantai,
Banyak digunakan dalam cat latex, pestisida, pembersih industri, deterjen, produk-produk perawatan tubuh, dan digunakan dalam berbagai jenis plastic UV-stabilizers. Alkylphenols digunakan dalam berbagai aplikasi yang berkontribusi pada ‘mencemari” manusia seperti pembersih dan penghilang lemak (degreasers), adhesives, pengemulsi (emulsifiers), kosmetik, dan produk-produk perawatan tubuh, cat dan coatings, dan senyawa pengendali debu.
Efek negatif Senyawa-senyawa kimia ini
meniru (mimic) estrogen dan
mengganggu sistem reproduksi. Alkylphenols dihubungkan dengan infertilitas pada
laki-laki, jumlah sperma rendah, dan mengganggu perkembangan prostat.
Penelitian juga menunjukkan pajanan okupasi yang dikaitkan dengan peningkatan
risiko kanker payudara pada laki-laki dan perempuan
PHTHALATES Penyebab Keguguran dan Menopause Dini
Phthalates adalah senyawa aditif yang
banyak digunakan untuk memproduksi atau membuat plastic menjadi fleksibel dan
untuk mengurangi tingkat kerapuhan plastik. Phthalates digunakan sebagai plasticizers dalam PVC pada
produk-produk konsumen, alat-alat medis, dan bahan-bahan bangunan, sebagai
matriks dan pengencer (solvents)
dalam berbagai produk perawatan tubuh, dan sebagai bahan pengisi (fillers) dalam suplemen-suplemen
pengobatan dan diet, kemasan-kemasan untuk makanan dan, dan mainan-mainan anak.
Phthalates sering kali terlepas dari barang-barang seperti kemasan makanan,
kosmetik, produk perawatan tubuh, dan mainan ke lingkungan dan menjadi produk
yang digunakan dan dikonsumsi manusia
Efek Negatif Phthalates menurunkan tingkat
testosteron dan estrogen, memblokir aksi hormon tiroid, dan telah
diidentifikasi sebagai racun pencemar sistem reproduksi. Phthalates juga
meningkatkan gangguan kehamilan dan angka keguguran, anemia, toksemia,
preeklampsia, menopause dini, dan kelainan tingkat hormon seks steroid juga
diasosiasikan dengan phthalates. Pajanan phthalate tidak hanya diasosiasikan
dengan penurunan fertilitas tetapi juga mempengaruhi fertilitas antar generasi.
Pajanan phthalates saat
tumbuh-kembang juga mempengaruhi ekspresi gen, dan pajanan phthalates perinatal
berdampak pada perilaku asosial. Pajanan phthalate juga diketahui meningkatkan
risiko resistensi insulin dan secara persisten dihubungkan dengan diabetes.
Lebih jauh. phthalates diasosiasikan dengan peningkatan tekanan darah,
obesitas, dan peningkatan trigliserid dalam
darah.
(Bersambung)
Sumber : 7 KIMIA BERBAHAYA DALAM PLASTIK yang di release oleh IPEN dan Endocrine Society
https://ipen.org/news/hidden-hazard-toxic-additives-plastics-impacts-circular-economy
MIKROPLASTIK DALAM SEAFOOD PERCEPAT MENOPAUSE
” Ada tiga bahan berbahaya dalam mikroplastik yang menyebabkan problem reproduksi, penurunan kualitas sperma manusia dan menapouse dini,” Ungkap Eka Chlara Budiarti peneliti Mikroplastik Ecoton, Alumnus Kimia Undip ini menyarankan untuk mengurangi konsumsi seafood yang terkontaminasi mikroplastikTimbunan sampah plastik yang tak terurus disepanjang aliran bengawan Solo pada musim hujan akan terbawa ke muara dan mencemari pesisir utara Gresik, jika tak di kendalikan plastik akan terdegradasi menjadi mikroplastik dan mencemari ikan, kerang dan udang, mengancam keamanan pangan laut (seafood) yang dihasilkan Gresik..
Sebagai wilayah pesisir dan muara sungai Bengawan Solo, Gresik memiliki potensi perikanan yang luar biasa namun dengan pencemaran sampah Plastik dan temuan ecoton adanya mikroplastik, akan mengkontaminasi seafood dan mengancam kesehatan kosumen. 52% sampah yang ada dilautan adalah sampah jenis Plastik dengan rincian (Sampah popok bayi 21%, Tas Kresek 16%, bungkus plastik 5%, botol plastik 1%, plastik lainya seperti Styrofoam, tali, senar dll mencapai 9%). Dampaknya plastik-plastik ini menjadi santapan bagi biota-biota laut yang menganggap plastik sebagai makanan mereka.
Mikroplastik merupakan serpihan plastik berukuran kecil dibawah 5 mm hingga 1 mm yang berasal dari degradasi plastik ukuran besar (tas kresek, sedotan, tali raffia, senar jarring, botol plastik dan bahan pembungkus makanan dan minuman) sumber lainnya berasal dari butiran-butiran mikro (mikrobeads)yang ada dalam pasta gigi, shampo, sabun lulur dan kosmetik.
Ancaman Kesehatan Mikroplastik Mikroplastik sangat berbahaya karena mengandung 3 bahan berbahaya dalam proses pembuatannya, yaitu Bisphenol A (BPA) dalam bungkus makanan berfungsi agar plastik keras, Alkylphenols digunakan dalam berbagai aplikasi penghilang lemak (degreasers), adhesives, pengemulsi (emulsifiers), kosmetik, dan produk-produk perawatan tubuh,, Phthalates adalah senyawa aditif membuat plastic menjadi fleksibel. BPA mempengaruhi tingkat kesuburan dan diasosiasikan dengan disfungsi seksual diantara laki-laki yang mengalami pajanan di tempat kerja. BPA juga diasosiasikan dengan kanker payudara, prostat, kanker ovarium dan kanker endometrium Alkylphenols menyebabkan infertilitas pada laki-laki, jumlah sperma rendah, dan mengganggu perkembangan prostat. Penelitian juga menunjukkan pajanan okupasi yang dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker payudara pada laki-laki dan perempuan, Phthalates menurunkan tingkat testosteron dan estrogen meningkatkan gangguan kehamilan dan angka keguguran, anemia, toksemia, preeklampsia, menopause dini. Stop Makan Plastik “Ecoton mendorong kebijakan pemerintah di setiap kabupaten/kota yang dilalui Bengawan solo untuk melarang penggunaan plastik sekali pakai karena selama ini plastik sekali pakai seperti tas kresek, sachet, Styrofoam, sedotan, popok, botol minum jumlahnya semakin meningkat dan tidak bisa didaur ulang, ditambah lagi dengan tidak adanya tempat sampat sementara di tiap desa membuat masyarakat membuang sampahnya ke Bengawan Solo,” Ungkap Tonis afrianto manager Kampanye Ecoton, lebih lanjut Tonis juga mendorong masyarakat untuk mengurangi dan menghentikan pemakaian plastik sekai pakai agar sampah plastik tidak membunuh biota laut dan mengganggu kesehatan manusia. |
|
Senin, 04 Januari 2021
ECOTON KAMPANYEKAN STOP MAKAN PLASTIK
“Harus ada regulasi pelarangan penggunaan Plastik sekali pakai di kota-kota/kabupaten yang dilewati sungai Brantas dan bengawan Solo dan Produsen consumer good harus didorong untuk menyediakan container khusus sachet plastik yang tidak bisa didaurulang, jika tidak dilakukan maka pesisir Utara Jawa akan tergerus oleh mikroplastik,” Ungkap Tonis Afrianto manager kampanye Lembaga Kajian Ekologi dan Konservasi Lahan Basah – ecoton.
Lebih lanjut Tonis juga mendorong agar masyarakat untuk melakukan Diet Plastik sekali pakai. “dalam plastik mengandung 7 bahan berbahaya, setiap hari kita mengkonsumsi hamper 1 gram plastik yang berasal dari air, makanan dan udara yang kita hirup, maka kita harus menghentikan perilaku makan plastik,” Ungkap tonis afrianto. Untuk itu ecoton mengkampanyekan #2021stopmakanplastik. Kondisi darurat Mikroplastik di Pesisir Utara Jawa Timur (Surabaya, Gresik, Lamongan dan Tuban) Ecoton bersama komunitas mahasiswa di Malang, Surabaya, Lamongan dan Gresik menemukan Mikroplastik, serpihan/remah-remah plastik berukuran < 5mm hingga 0,3 mm pada Air sungai Brantas, Bengawan Solo dan Kali Surabaya. Mikroplastik juga ditemukan dalam air laut, biota laut (ikan, udang dan kerang) dan garam di pesisir Surabaya, Gresik dan Lamongan. Temuan mikroplastik dalam ekosistem perairan dan biota di dorong oleh banyaknya sampah plastik yang masuk kedalam perairan. Kondisi ini dipicu oleh Pertama. Tidak tersedianya sarana pengelolaan sampah pada tingkat Desa/Kelurahan, Salah satu sarana yang dibutuhkan saat ini adalah keberadaan tempat sampah dan tempat sampah sementara pada tingkat Desa/kelurahan.
World Economic Forum 2020 (dalam grafik disamping) menyebutkan hanya 39% masyarakat mendapatkan layanan pengumpulan sampah, 61% masyarakat tidak mendapatkan layanan pengumpulan sampah alias membiarkan masyarakat membuang sampah disembarang tempat. Dalam Undang-undang Pengelolaan Sampah 18/2008 setiap warga desa/kelurahan harus mendapatkan pelayanan pengumpulan sampah dan kewajiban Pemerintah Desa/kelurahan untuk menyediakan fasilitas Tempat pengolahan sampah Reduse, Reuse dan Recycle (TPS 3R). Ecoton mengidentifikasikan bahwa Desa-Desa yang dilalui Kali Brantas masih belum memiliki fasilitas TPS 3 R di wilayah kecamatan Tembelang, Plandaan, Kudu, Kesamben(Jombang), kecamatan Kemlagi, Kecamatan Gedeg dan Kecamatan Jetis (Kab Mojokerto), Kecamatan Tarik, Krian, Taman (Sidoarjo),Kecamatan Wringinanom dan Driyorejo (Gresik) sehingga menyebabkan penduduk membuang sampahnya ke Kali Brantas atau ke anak-anak sungai Kali Brantas.Kedua Buruknya pengelolaan sampah oleh Pemerintah Kabupaten/Kota. Hanya 30% sampah domestic terkelola dengan baik 70% tidak terkelola. Sampah yang dihasilkan masyarakat Sebagian besar masih dibakar secara terbuka 47% dan 23% dibuang sembarangan (di perairan, dipendam dan dipermukaan tanah). Khusus untuk sampah plastik tak kalah memprihatinkan, mengutip hasil riset Science Advance, 19 Juli 2017 sebanyak 59% sampah plastik yang dibuang akan berakhir di lingkungan perairan dan timbunan di darat. Aktivitas recycling atau daur ulang tak lebih hanya menyerap 9,6% sampah plastik. Penelitian Bank Dunia 2017 menyimpulkan sampah dilaut dipenuhi oleh sampah plastik. Dalam Laporan World Bank Juni 2019, Oceans Opportunity, Indonesia Economic Quarterly menyebutkan bahwa 52% sampah yang ada dilautan adalah sampah jenis Plastik dengan rincian (Sampah popok bayi 21%, Tas Kresek 16%, bungkus plastik 5%, botol plastik 1%, plastik lainya seperti Styrofoam, tali, senar dll mencapai 9%). Dampaknya plastik-plastik ini menjadi santapan bagi biota-biota laut yang menganggap plastik sebagai makanan mereka. Berbagai penelitian juga menyebutkan bahwa plastik-plastik ini akan terurai menjadi mikroplastik yang melayang-layang menyerupai plankton. Penelitian Mahasiswa Universitas Hang Tuah Surabaya pada November 2020 menemukan bahwa didalam Kerang hijau yang ditangkap di kenjeran dan tambak wedi serta udang di wilayah Gunung anyar tambah telah terkontaminasi Mikroplastik, sebelumnya penelitian mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya juga menemukan mikroplastik yang berada dalam lambung 10 spesies ikan di muara pesisir utara Gresik. Ikan Gabus (Channa striata), ikan Bambangan (Lutjanus bitaeniatus), ikan Krapu batik (Epinephelus polyphekadion), ikan Selar (Selaroides leptolepis), ikan Billis (Thryssa mystaxs), ikan Payus (Elops hawaiensis) dan ikan Glodog (Periothalamuss sp), ikan Keting (Mystus nigriceps) dan ikan Keeper (Scatophagus argus) dan ikan belanak (Moolgarda seheli). Masing-masing mengandung 8,5 partikel mikroplastik. Sebagai material plastic yang berukuran mikro, mikroplastik berbahaya bagi tubuh manusia, selain itu bahan-bahan dalam proses pembuatan plastic juga memiliki dampak Kesehatan yang serius bagi tubuh manusia. “Mikroplastik merupakan remah-remah atau serpihan plastik berukuran
Minggu, 03 Januari 2021
SETIAP HARI MANUSIA MAKAN PLASTIK
Populer
-
river expedition team exploring the steep hills of South Aceh, July 2022 Riding a 2018 Honda CRF 150 cc Trail Motorcycle, Prigi Arisandi and...