Relawan Sungai Nusantara membersihkan mangrove dari sampah plastik (21/8) |
50 orang mahasiswa relawan sungai nusantara berjibaku membersihkan puluhan pohon api-api di Pesisisr wonorejo, beragam sampah plastik melilit akar, dahan dan batang. serpihan plastik dipesisir pantai akan menjelma menjadi mikroplastik dan mengkontaminasi seafood Surabaya. Mahasiswa relawan Sungai Nusantara mendorong perubahan pola konsumsi plastik sekali pakai. "Sampah plastik telah membunuh mangrove di Pesisir Surabaya, harus ada perubahan perilaku masyarakat mengurangi pemakaian plastik sekali pakai, pemerintah harus buat regulasi larangan plastik sekali pakai dan Produsen harus mau meredisgn bungkus plastik dengan model refill" Muhammad Khalid Basyaidan Koordinator Program Pembebasan Mangrove dari sampah plastik.
"
Sabtu siang (22/8) dan dilanjutkan hingga minggu (23/8). 50 relawan Sungai (river warrior, komunitas Mahasiswa Biologi Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, komunitas Mahasiswa Jurusan kelautan dan Perikanan Universitas AIrlangga, Komunitas Lingkungan Mahasiswa Jurusan Kimia Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang), Balai Besar Wilayah Sungai Brantas dan beberapa mahasiswa Perguruan tinggi di Surabaya melakukan kegiatan Pembebasan Sampah Plastik di Pohon-pohon Mangrove di Pantai Timur Surabaya. "Pohon-pohon mangrove dipesisir akan mati jika tidak dibebaskan dari sampah-sampah plastik yang melilit dahan dan akarnya, kami ingin berkontribusi membersihkan sampah plastik yang dibuang di sungai dan berakhir di Pantai" Ungkap Laili Nurdiyanah Mahasiswi UINMA, bersama 50 orang relawan Sungai Nusantara Laili melakukan aksi pembebasan mangrove dari sampah plastik di Pantai Wonorejo muara Kali Wonokromo.
"Setiap tahun Penduduk Indonesia menyumbang 2,6 juta ton sampah plastik mencemari laut yang berasal dari sungai-sungai, total sampah plastik yang terbuang kelaut 3,2 yang membuat Indonesia menjadi penyumbang pencemaran plastik terbesar kedua di dunia," Ungkap Indah Kurnia Sari, Mahasiswi Semester 7 Jurusan Biologi UINSA, lebih lanjut Indah Kurnia merasa prihatin dengan banyaknya sampah yang ditemukan di sepanjang pantai Wonorejo.
Susur Sungai
Relawan melintasi pasir putih penuh sampah sachet di Wonorejo (21/8) |
Relawan Pembebasan mangrove dari sampah plastik menumpangi perahu kayu dari PLN Wonorejo menempuh perjalanan salama 30 menit, sepanjang perjalanan susur sungai 50 orang relawan disuguhi pemandangan pohon-pohon mangrove dari jenis api-api (Avicennia marina) dan beberapa jenis burung air yang bertengger di dahan-dahan pohon api-api atau yang sedang mencari makan di lumpur tepian Kali Wonokromo. Beberapa jenis burung air yang dijumpai adalah Mandar besar (Porphyrio porphyrio), Srimbok-mbok (Amaurornis phoenicurus) dan jenis kuntul (Egretta sp). Perjalanan berakhir pada muara Kali Wonokromo, untuk menuju lokasi tumpukan sampah relawan sungai Nusantara harus berjalan kaki selama 15 menit hingga mencapai pasir putih Wonorejo. “Selama jalan kaki dari dermaga hingga lokasi pasir putih kami menemukan banyak sekali sampah dari jenis Styrofoam, tas kresek, botol plastik dan alat tangkap ikan seperti senar, pelampung dan sandal yang berserakan menutupi akar-akar mangrove,” Ungkap Asri Indah Nuraini, kemudian Mahasiswi UINSA Surabaya Semester lima ini dengan gesit memungut sampah-sampah plastik yang tersangkut didahan pohon api-api. “Sampah-sampah plastik yang menyangkut sulit untuk dipungut, harus menggunakan pisau dan gancu agar sampah bisa diambil dari akar-akar mangrove,” ungkap Asri Indah Nuraini. Selama empat jam sebanyak 20 karung sampah plastik berhasil diambil oleh relawan, sebagian sampah diangkut menggunakan perahu untuk diinventarisir jenis merk dan produsennya sedangkan sampah plastik lainnya di kumpulkan pada lokasi yang menjadi pengumpulan sementara sampah plastik yang tidak terjangkau pasang tertinggi.”sekitar 200 kg sampah plastik kami bersihkan dari akar-akar 10 pohon mangrove dan berharap bisa melakukan lagi kegiatan serupa dengan mengajak lebih banyak orang,” Ungkap Brian Pramana Mahasiswa Jurusan Biologi UINSA yang sudah dua kali ikut dalam kegiatan pembersihan sampah plastik di Wonorejo.
Sampah Plastik Ancam Kelestarian Mangrove
sampah plastik terlilit akar pohon api-api sulit dibersihkan |
“semua sampah-sampah plastik yang menutupi dan nyangkut di dahan serta akar mangrove harus di evakuasi dan dibersihkan jika dibiarkan akan mengganggu produktivitas mangrove, ekosistem mangrove sangat penting bagi kota Surabaya karena melindungi daratan dari intrusi air laut, bagi perikanan ekosistem mangrove pantai timur Surabaya berperan penting bagi produktifitas perikanan ekonomis karena mangrove menyediakan perlindungan dan nutrisi bagi ikan di selat Madura,” Ungkap Ayu Wanda Dewantari Mahasiswi Universitas Airlangga jurusan Kelautan dan Perikanan. “Kegiatan pembersihan sampah plastik di pesisir Surabaya akan terus dilakukan pada musim kemarau ini agar mangrove terbebas dari belitan sampah plastik” Ungkap Muhammad Khalid Basyaidan Koordinator Program Pembebasan Mangrove dari sampah plastik, lebih lanjut Alumni Fakultas Hukum Universitas Trunojoyo Madura ini menegaskan bahwa selain upaya pembersihan sampah plastik diperlukan upaya penghentian sumber sampah plastik di hulu berupa pembuatan penghalang sampah di hulu sebelum sampah masuk ke Pantai. “perlu dibuatkan trashboom atau penghalang sampah agar tidak masuk pantai, akan lebih mudah membersihkan sampah jika sampah ada dipermukaan air dan tidak sampai terbelit atau nyantol di pohon,” tutur Khalid Muhammad Khalid Basyaidan merupakan inisiator relawan nusantara mendesakkan 3 solusi untuk bisa mengurangi lilitan sampah plastik di pohon mangrove
Aktivitas pembersihan sampah plastik oleh relawan Sungai Nusantara (21/8) |
1. Pemerintah Membuat policy atau kebijakan Pelarangan atau pembatasan penggunaan plastik sekali Pakai. Pemprov Jatim dan Pemerintah Kota/kabupaten yang dilintasi Sungai Brantas harus membuat peraturan daerah yang melarang penggunaan plastik sekali pakai seperti sachet (bungkus sampho, makanan, minuman dan kebutuhan rumah tangga), tas kresek, sedotan, botol air minum sekali pakai, Styrofoam dan popok bayi sekali pakai. Popok, sachet dan tas kresek adalah sampah plastik yang paling banyak ditemukan nyantol di pohon
2. Konsumen Mengurangi pemakaian plastik sekali pakai, sebagai konsumen kita juga bisa berperan dengan mengurangi penggunaan plastik sekali pakai dan mengganti dengan bahan yang bisa dipakai berulang kali, seperti mengganti botol plastik dengan tumbler atau tas kresek dengan tas kain.
3. Produsen meredesign atau mengganti bungkus-bungkus produk dengan model refill atau bahan lain yang bisa di pakai kembali atau muda didaur ulang, Produsen juga harus bertanggungjawab atas sampah plastik yang saat ini terlilit pada pohon-pohon sepanjang sungai dan pantai di Indonesia dengan menyediakan tempat sampah khusus dan operasi plastik dengan mengevakuasi sampah plastik yang masih nyantol di pohon.
Miris sekali melihat perairan saat ini. Mau berapa lama dan berapa banyak lagi sampah yang kita buang ke perairan? tidak hanya hewan-hewan, tumbuhan pun ikut terkena dampaknya.
BalasHapusBenar sekali Bapak Prigi, kemarin disaat kami mahasiswa PKL UINSA sampai di lokasi pesisir pantai Wonorejo sempat miris sekali melihat kondisi pohon banyak dihiasi dengan lilitan-lilitan plastik yang bukannya memperindah pemandangan, tetapi malah sebaliknya. Selain itu, juga terdapat pohon yang sudah sempat dibersihkan kurang lebih 3 minggu yang lalu, tetapi setelah kami dan pihak ECOTON datang kesana lagi pohon tersebut sudah dipenuhi plastik kembali. Jadi sebenarnya yang paling penting adalah menutup sumber sampah tersebut, yakni dengan menerapkan prinsip "Reduce trash" agar sampah yang mencemari lingkungan kita dapat berkurang dan menjadikan lingkungan kita elok dipandang kembali.
BalasHapusbetul sekali, mangrove merupakan komponen penting untuk mencegah terjadinya abrasi, tsunami, juga sebagai tempat pemijahan ikan. namun jika mangrove banyak sampah maka juga akan menganggu fungsi dari pohon-pohon mangrove tersebut.
BalasHapusNgeri sih liat mangrove penuh sampah kaya gitu ditambah fungsi mangrove jadi tidak bisa maksimal untuk proses pemijahan dan berlindung ikan
BalasHapusSudah saatnya kita sebagai masyarakat peduli terhadap lingkungan dan stop penggunaan plastik, agar anak cucu kita nantinya dapat menikmati keindahan kawasan mangrove tanpa adanya sampah plastik yang melilit tumbuhan mangrove itu sendiri
BalasHapusIya benar sekali. Saat ini banyak yang tidak sadar bahwa membuang sampah di perairan merupakan ancaman besar bagi kerusakan alam. Alam yang indah harus tercemari oleh sampah. Banyak pohon disekitar sungai maupun pohon mangrove terlilit oleh sampah. Allah telah memberi manusia sepasang tangan untuk itu mari gunakan untuk membantu pohon-pohon melepaskan diri dari lilitan sampah tersebut dan mulai terapkan hidup dengan menghindari pemakaian plastik sekali pakai.
BalasHapus