Grafik diatas menunjukkan bahwa Indonesia menjadi Destinasi Kedua sampah Plastik Australia
Sampah Dari Australia dan Jepang Masuk ke Jawa Timur dan menjadi bahan Baku lebih dari 15 Pabrik kertas daur ulang di Daerah Aliran Sungai Brantas. dari Penelusuran Lembaga Kajian Ekologi dan Konservasi Lahan Basah (Ecoton) industri-industri daur ulang kertas raksasa ini membuang limbah tanpa diolah Seperti yang dilakukan PT Tjiwi Kimia, Tbk, PT Mekabox international, PT Megasurya Eratama dan memberikan kontribusi pencemaran mikroplastik seperti PT Pakerin dan PT Adiprima Suraprinta, tidak berhenti disini Pabrik Kertas juga menjadi sumber polusi dioksin di Udara karena Pabrik kertas ini membiarkan scrap plastik dan kertasnya digunakan sebagai bahan bakar seperti PT Megarsurya Eratama, PT Adiprima suraprinta. Monitoring yang lemah dari KLHK membuat industri-industri ini menjadi sumber malapetaka bagi lingkungan hidup di Jawa Timur. Pensuplai bahan baku pabrik kertas sebagian besar menggunakan sampah Impor dari negara-negara Uni Eropa, Inggris, Kanada, Amerika Serikat, Australia dan Jepang. Negara Importir kertas harus segera menghentikan mengirim sampah plastik dan kertas ke Jawa Timur.
Australia menjadi negara yang paling banyak buang sampah Ke Indonesia
Surabaya
(11/6) – Sekelompok aktivis lingkungan
gabungan dari Ecoton, mengadakan aksi teatrikal bertajuk "Sampahmu Menenggelamkan
Kami" di depan konjen Australia Kota Surabaya. Aksi kolaboratif ini
dilakukan oleh 20 orang gabungan dari Ecoton, mahasiswa Universitas Airlangga,
Universitas Tujuh Belas Agustus Surbaya dan Universitas Islam Negeri Sunan
Ampel Surabaya. Aksi teatrikal ini merupakan desakan pemuda untuk mendorong
pemerintah Australia dan Jepang untuk menghentikan pengiriman sampah plastik ke
Indonesia karena telah memperburuk lingkungan Jawa Timur. Aksi
teatrikal ini menampilkan adegan-adegan yang menggambarkan dampak buruk sampah plastik
terhadap lingkungan dan kehidupan masyarakat yaitu melakukan gowes sampai di
depan kantor konsulat jenderal Australia yang kemudian dilanjutkan sampai di
depan kantor konsulat jenderal Jepang dengan membawa sampel sampah plastik
impor dan manekin yang ditenggelamkan ke dalam tumpukan sampah.
“Setiap bulan ribuan ton sampah plastik dari Australia dan Jepang masuk ke Indonesia, ini tidak dikelola dengan baik sehingga menyebabkan pencemaran yang serius dan membahayakan kesehatan. Aksi teatrikal ini adalah gambaran bahwasanya manusia telah terpapar plastik dan tenggelam dalam racun plastik yang membawa dampak buruk bagi kehidupan ” Ujar koordinator aksi Alaika Rahmatullah.
Australia dan Jepang Aktif Mengirimkan Sampah Plastik ke Indonesia
Indonesia mengimpor 22.333
ton sampah plastik dari Australia pada kurun waktu 2023-2024, naik 27,9% dari
tahun sebelumnya 16.100 ton (UN Comtrade, 2024). Sampah plastik yang diimpor
dari Australia berfluktuasi, dan telah aktif mengirimkan sampah sejak tahun
1988. Laporan dari Basel Action Network 2024, menyebutkan bahwa
Australia telah mengirimkan sampah plastik ke Indonesia perbulan sekitar 1600
ton atau setara dengan 10 kontainer pengiriman TEU perhari.
Sementara
itu, Indonesia mengimpor sampah dari Jepang rata-rata 1500 ton per bulannya (UN
Comtrade, 2024). Data statisa mengungkap Jepang telah mengirimkan 12.460 ton
pada tahun 2023, jumlah ini mengalami peningkatan 14,37% setara 10.670 ton
sampah plastik pada tahun 2022. Impor sampah plastik dari Jepang dan Australia
berkontribusi besar terhadap pencemaran lingkungan di Jawa Timur.
Industri Daur Ulang Belum Mampu Mengolah Sampah Impor
Grafik diatas menunjukkan Kampanye penolakan Sampah Impor berhasil
menurunkan Ekspor sampah Australia ke Indonesia
Sampah
plastik yang diimpor dari Australia dan Jepang terutama jenis etilen (HDPE dan
LDPE) termasuk PET telah menjadi ancaman serius bagi lingkungan Jawa Timur.
Peningkatan jumlah impor sampah plastik dari kedua negara ini telah
mengakibatkan pencemaran yang signifikan di beberapa daerah, termasuk di
kecamatan Pagak, Malang, desa Gedangrowo, Sidoarjo, desa Bangun dan desa Tanjangrono,
Mojokerto. Penelitian
Ecoton 2024 mengungkap bahwasanya plastik daur ulang jenis high density
polyethylene (HDPE) di Jawa Timur mengandung 346 bahan kimia berbahaya. Di
antara bahan-bahan kimia berbahaya, ditemukan 30 bahan kimia berbahaya dengan
konsentrasi tinggi pada masing-masing sampel. Menurut
peneliti Ecoton, Rafika Aprilianti, senyawa beracun yang terdapat dalam plastik
memiliki potensi untuk menggaggu sistem endokrin pada organisme, baik manusia
maupun hewan. Hal ini dapat mengakibatkan gangguan dalam fungsi hormonal
normal, perkembangan reproduksi, serta peningkatan risiko terkena penyakit
serius seperti kanker, penyakit jantung, diabetes, obesitas dan kondisi
kesehatan lainnya.
Lebih lanjut, Rafika menegaskan industri daur ulang di Jawa Timur masih jauh dari mencapai kapasitas optimalnya. Terbukti bahwa daur ulang melepas emisi karbon yang sangat besar karena plastik terbuat dari minyak bumi dan mengandung bahan aditif kimia yang sangat toksik dapat meracuni ekosistem di Indonesia.
Membawa Petaka Bagi Lingkungan
Investigasi Ecoton terhadap sampah impor ini ternyata berakhir di pabrik pembuatan tahu, pembuatan krupuk, dan usus. Penelitian di akhir tahun 2023, air, udara, tahu di daerah Tropodo yang menggunakan scrap plastik impor dalam proses pembuatannya positif terkontaminasi mikroplastik sebanyak 56 partikel/5 gram.
Sampah impor yang dibakar dapat melepas racun dioksin yang sangat berbahaya bagi manusia, ditambah lagi pembakaran plastik dapat melepas mikroplastik. Penelitian Ecoton 2023 mengunkap udara di beberapa tempat di Jawa Timur terpapar mikroplastik, di tempat umum sebanyak 14,04 partikel/2 jam, incinerator 10,5 partikel/2jam, industri 225,33 partikel/2 jam, tungku terbuka 12,5 partikel/2 jam, pembakaran terbuka 30 partikel/2 jam.
Selain itu, terdapat kerusakan ekosistem sungai akibat mikroplastik yang salah satu kontributornya dari industri kertas sebagai celah masuknya sampah impor di Indonesia. Penelitian tim Ekspedisi Sungai Nusantara 2022 mengungkap provinsi Jawa Timur sebagai provinsi nomor satu yang menyumbang kontaminasi mikroplastik di Sungai Brantas sebanyak 636 partikel/100 liter.
“Catatan kami di DAS Brantas terdapat 2566 pohon plastik dan timbunan sampah liar sebanyak 2475 ketika melakukan susur sungai Brantas sepanjang 2022, kemudian di tahun 2024 sampah sachet telah banyak menyumbang polusi plastik di sungai terbanyak yaitu sebesar 65% kontaminasi, belum lagi masalah sampah impor yang kami temukan juga banyak sachetnya” Ujar Alaika Rahmatullah koordinator audit merek Ecoton
Indonesia Kepada Dunia: Berhenti Membuang Sampah Plastik Kepada Kami
Dalam sebuah lanskap yang sudah kritis akibat pengiriman sampah yang kian masif, Indonesia hanya mengizinkan impor barang bekas yang telah disortir dengan baik tidak boleh melebihi total 2% dari total volume. Setiap kontainer harus diperiksa sebelum dikirim, namun pengawasan saat ini mulai kendor.
Prigi Arisandi, M.Si. Pendiri Ecoton menyatakan “Meskipun Indonesia sudah mulai bisa mengendalikan impornya, jaringan global perdagangan barang bekas yang tidak jelas ini masih menjadi permainan kucing-kucingan yang terus berubah. Ketika suatu negara memasang penghalang, negara-negara yang memiliki bahan untuk dibuang sering kali mencari tempat lain untuk mengirimkannya”
"Indonesia harus segera memperketat regulasi impor sampah plastik dan meningkatkan kapasitas pengolahan sampah dalam negeri," kata imbuhnya Para aktivis berharap aksi ini dapat meningkatkan kesadaran masyarakat dan mendorong pemerintah untuk mengambil langkah konkret dalam mengatasi masalah sampah plastik. Sekelompok aktivis ini mendesak Australia, Jepang berencana untuk menuliskan surat yang dikirimkan ke kedutaan lain untuk mendesak:
1. Negara-negara yang terlibat dalam
pengiriman sampah plastik harus mengkonfirmasi kembali komitmennya untuk
menangani dan bertanggung jawab dalam menyelesaikan masalah sampah impor di
Jawa Timur
2.
Pemerintah harus melarang pengiriman
sampah plastik HS 391530 karena itu adalah plastik PVC yang tidak dapat didaur
ulang dan dapat mengeluarkan dioksin saat dipanaskan dan dibakar.
3.
Negara-negara yang terlibat dalam
pengiriman sampah plastik harus melakukan pembersihan sampahnya di dumpsite atau
lokasi tempat sampah impor tersebut dibuang.
4.
Australia dan Jepang harus
berkoordinasi dengan pemerintah Indonesia dalam menyediakan mesin pembakar kayi
kepada pemilik pabrik tahu di Tropodo
5.
Australia dan Jepang harus memimpin
sebagai negara maju yang bertanggung jawab dalam mengelola sampahnya dan
menghentikan kolonisasi polusi plastik di negara-negara berkembang
6.
Australia dan Jepang harus
menghentikan pengiriman sampah plastik untuk didaur ulang, karena daur ulang
plastik tidak dilakukan dengan aman dan membahayakan lingkungan dan kesehatan
masyarakat sekitarnya.Untuk informasi lebih lanjut, silakan hubungi:
Peneliti Senior Ecoton : Alaika Rahmatullah Telepon: +6283114966417 Email: alaika@ecoton.or.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar