Rabu, 11 Juni 2025

Terinspirasi gerakan Save Soil, 3 SD Di Wringinanom Deklarasikan 3 aksi selamatkan Bumi


Fakta Menarik yang menjadi latar belakang gerakan Save Soil yang dilakukan Sahil

1.      jika degradasi tanah tidak dihentikan, dunia menghadapi risiko besar dalam waktu dekat. dalam 25 tahun ke depan, 90 persen tanah pertanian akan terancam hilang, dan hasil panen global bisa turun hingga 40 persen.

2.      Menurunnya kualitas air juga disebabkan oleh menurunkan nutrisi tanah

3.      Mikrofauna dan Makrofauna sebagai komponen pengolah tanah/penyubur tanah seperti serangga, mikroba pengurai kotoran dan cacing kini terancam oleh penggunaan pupuk kimia dan turunnya kelembaban tanah akibat masifnya alih fungsi lahan dan pencemaran sampah plastik

4.      “Tanah kita sekarang miskin nutrisi. Ini menyebabkan buah-buahan dan sayur-sayuran juga kehilangan kandungan gizinya,” ujar Sahil, di depan Peserta Deklarasi di kantor Ecoton, Wringinanom. “Jika seratus tahun lalu satu jeruk bisa mencukupi kebutuhan nutrisi, kini kita butuh delapan jeruk untuk mendapatkan kandungan yang sama.” Lanjut Sahil

Kamis, 05 Juni 2025

A Call to Protect Human and Environmental Health in Southeast and East Asia



 


Jakarta, Manila, Bangkok, Kuala Lumpur, June 5, 2025 – In celebration of World Environment Day, the International Pollutants Elimination Network (IPEN) and participating organizations from Indonesia, the Philippines, Thailand, and Malaysia are calling for urgent, coordinated action to combat the growing microplastics crisis. Microplastics—plastic particles smaller than 5 millimeters—have become widespread pollutants affecting every part of our environment. These particles are present in the air, water, soil, food systems, and even in the human body, posing increasing threats to human health, ecosystems, and biodiversity. The crisis is particularly severe in Southeast and East Asia due to high plastic consumption, insufficient waste management infrastructure, and ongoing plastic waste imports (IPEN 2021). These structural challenges are worsened by the region’s reliance on aquatic food sources and rapid urbanization, making its populations among the most vulnerable in the world to microplastic pollution.

Mewaspadai Ancaman Mikroplastik Pada Kesehatan Manusia dan Lingkungan di Asia Tenggara dan Asia Timur


Jakarta, Manila, Bangkok, Kuala Lumpur, 5 Juni 2025
– Dalam rangka memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia, International Pollutants Elimination Network (IPEN) bersama organisasi dari Indonesia, Filipina, Thailand, dan Malaysia menyerukan aksi mendesak dan terkoordinasi untuk mengatasi krisis mikroplastik yang semakin parah. Mikroplastik—partikel plastik yang berukuran lebih kecil dari 5 milimeter—telah menjadi polutan yang tersebar luas dan mencemari seluruh bagian lingkungan. Partikel ini ditemukan di udara, air, tanah, sistem pangan, bahkan di tubuh manusia, dan mengancam kesehatan manusia, ekosistem, dan keanekaragaman hayati. Krisis ini sangat serius di Asia Tenggara dan Asia Timur karena tingginya konsumsi plastik, infrastruktur pengelolaan sampah yang belum memadai, serta masih adanya impor limbah plastik (IPEN 2021). Tantangan struktural ini diperburuk oleh ketergantungan wilayah ini pada sumber pangan perairan dan urbanisasi yang cepat, menjadikan penduduknya termasuk yang paling rentan terhadap pencemaran mikroplastik di dunia.

Populer